PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN)
ABSTRAK: Di Kalimantan Timur,
saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting, dimana di
beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batu bara dan lainnya,
sehingga memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar
propinsi. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut
sangat vital. Di Balikpapan, salah satu kota dalam propinsi ini, terdapat
Bandar Udara Internasional Sepinggan yang menurut sejarah awalnya digunakan
untuk kegiatan Perusahaan Minyak Belanda (BPM). Dewasa ini, Bandara Sepinggan
dianggap sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang ada. Oleh karena hal
tersebut, perlu direncanakan pengembangan untuk Bandara Sepinggan ini.
Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus
memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
penelitian yang akan dilakukan bersifat research. Dengan menganalisa data lima
tahun jumlah pesawat, penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi,
dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang akan datang sehingga
pengembangan bandar udara dapat diketahui perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan
data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data
karakteristik pesawat, data tanah, dan data existing bandara digunakan sebagai
acuan merencanakan pengembangan bandar udara.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International
Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing
747-400 maka dibutuhkan panjang landasan (runway) 3.949 meter dan lebar
landasan 60 meter.Jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung
adalah 185 meter. Lebar total taxiway 38 meter, dan luas apron yang diperlukan
750,5 × 164 = 123.082 m.
Penulis: Felicia Geiby
Dondokambey, Audie L. E. Rumajar, Mecky R. E. Manoppo, Joice E. Waani
Kode Jurnal: jptsipildd130553