PENGGUNAAN BELERANG DAN ARANG KAYU SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN TANAH LAPIS DASAR KONSTRUKSI JALAN
Abstract: Permasalahan yang
timbul apabila studi tanah lempung Desa Pejaten Tabanan distabilisasi dengan
campuran belerang dan arang kayu adalah bagaimana pengaruh penambahan belerang
dan arang kayu dengan prosentase (%) yang berbeda terhadap nilai-nilai
karakteristik tanah lempung Pejaten dan berapa besar prosentase (%) penggunaan
belerang dan arang kayu yang optimum
sebagai bahan campuran untuk perbaikan tanah lempung Pejaten, Tabanan. Untuk
studi ini sampel tanah yang dites, dibuat di laboratorium dengan cara membuat
campuran belerang dan arang kayu dengan prosentase yang berbeda, yaitu: 0%, 2%,
4%, 6%, 8%, dan 10% terhadap berat kering tanah. Perbandingan antara belerang
dan arang kayu adalah 50%:50% dari prosentase penambahan campuran yang telah
dibuat. Untuk setiap prosentase (%) penambahan campuran belerang dan arang kayu
yang dibuat 3 (tiga) buah benda uji. Untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanis
dari penelitian ini dilakukan tes ukuran
butir, batas-batas atterberg, berat
jenis (Gs), tes kepadatan, CBR dan tes
kuat tekan bebas (UCT). Hasil tes dan analisa menunjukkan bahwa tanah
desa Pejaten termasuk tanah lempung dengan Plastisitas tinggi (CH). Disamping
peningkatan berat volume kering dan
penurunan kadar air optimum (W opt,%), akibat penambahan prosentase belerang
dan arang kayu didapatkan nilai CBR Design nilai tertinggi (optimal) yaitu 7,4%
pada penambahan prosentase belerang dan
arang kayu sebesar 6%. Pada nilai kuat tekan bebas (qu) dari tanah desa Pejaten
mencapai puncaknya yaitu sebesar 3,8 kg/cm2 pada prosentase penambahan belerang
dan arang kayu sebesar 6%.
Penulis: I Gusti Ngurah
Wardana
Kode Jurnal: jptsipildd130484