ANALISIS HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PEWARNAAN EKSTRINSIK PADA KARYAWAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

ABSTRAK: Pewarnaan ekstrinsik merupakan salah satu akibat dari merokok. Perubahan ini dapat menimbulkan persoalan estetika yang dapat memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior, dapat menyebabkan rasarendah diri yang berlebihan pada penderita. Penggunaan produk tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu dan pigmen didalam makanan menyebabkan terbentuknya stain. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan pewarnaan ekstrinsik pada karyawan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Metode menggunakan rancangan cross sectional dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan intra oral berupa pewarnaan ekstrinsik menggunakan alat ukur menurut Shaw & Murray pada karyawan Jurusan Keperawatan Gigi PoliteknikKesehatan Tasikmalaya yang berjumlah 15 orang. Hasil menunjukkan Karyawan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya yang merokok sebanyak 40,5% dengan nilai pewarnaan ekstrinsik kriteria sangat baik 3 orang (20%), criteria baik 3 orang (20%), kriteria sedang 6 orang (40%) dan kriteria buruk 3 orang (20%). rata-rata nilai pewarnaan ekstrinsik sebesar 29,3% (kriteria sedang). Simpulan tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan pewarnaan ekstrinsik pada karyawan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya (p = 0,06). Saran agar karyawan sebaiknya mengurangi atau berhenti merokok dan membersihkan pewarnaan ekstrinsik di klinik gigi.
Kata kunci: merokok, pewarnaan ekstrinsik, gigi
Penulis: drg. Yayah Sopianah, M.Kes, drg. Anie Kristiani, M.Pd
Kode Jurnal: jpkesmasdd150181

Artikel Terkait :