Situasi Malaria di Kabupaten Lebak
Abstract: Pada periode
2002-2006, di Kabupaten Lebak, API tergolong Middle Case Incidence (MCI),
dengan nilai rata-rata (2.87%) dan berada pada kisaran 2.04-4.51%. Dari 35
wilayah kerja puskesmas terdapat enam wilayah endemis yang meliputi puskesmas
Malimping, Binuangeun, Bayah, Cihara, Panggarangan dan Cilograng. Ada wilayah
kerja puskesmas yang dilaporkan dengan klasifikasi MCI. Penderita positif
malaria cenderung meningkat secara fluktuatif dengan puncak yang tidak jelas,
kasus positif malaria tertingi ditemukan pada bulan Februari, Maret, Mei, Juli
dan Desember. Tingkat infeksi malaria yang tinggi pa- da kelompok populasi
ditentukan berdasarkan proporsi sediaan darah positif malaria dari sediaan
darah yang diperiksa dengan angka SPR 006 rata-rata 12.64%, dengan kisaran
8.68%-15.87%. Proporsi Annual Blood Examination Rate (ABER) digunakan untuk
menentukan cakupan penduduk dilakukan pengambilan dan pemeriksaan sediaan
darah. Pada tahun 2004-2006, ABER di Kabupaten Lebak rata-rata (26.03%)
tersebar pada kisaran 14.35%-43.49%. Pada tahun 2006, kasus malaria (159 kasus)
terdiri dari species P. Palcifarum (34) dan P.Vivax (124). Proporsi P.vivax
yang tinggi mengindikasikan trans- misi lokal malaria di kabupaten lebak yang
rendah dan atau strategi pengobatan yang masih efektif terutama untuk P.
palcifarum. Pengobatan malaria masih merupakan pilihan strategi yang tepat
pengendalian malaria di Kabupaten lebak. Penemuan kasus secara dini dan
pengobatan secara cepat dapat dilakukan dengan peran serta masyarakat dengan
metode yang telah dikembangkan dan akan diimplementasikan di Kabupaten Lebak.
Penulis: Fauzul Hayat, Nia
Kurniatillah
Kode Jurnal: jpkesmasdd090126