Reimplantasi Lensa Setelah Komplikasi Operasi Katarak

Abstract: Ada keterbatasan laporan implementasi lensa intraokuler sekunder di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan hasil implementasi lensa intraokuler sekunder di Rumah Sakit Communion of Churches in Indonesia (CCI) Cikini, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta. Penelitian dengan sumber data sekunder rekam medis pasien dengan bedah inclusi eventful dengan atau tanpa implementasi lensa dan setiap komplikasi post operasi, termasuk penurunan penglihatan dan inflamasi katarak. Segmen anterior dan posterior diperiksa secara menyeluruh dan dicatat. Sinechiolisis dilakukan 360o dan viskoelastik disuntikkan untuk membuka ruangan antara iris dan kapsul rensi remain. Remain vitreous di depan chamber dipotong dan diangkat. Intraocular lens (IOL) ditanam di sulkus. Hasilnya yaitu ada 8 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang kemudian dievaluasi (50% adalah pria), 6 pasien underwent extracapsular catarac extraction (ECCE), dan 2 pasien underwent phacoemulsification before. Semua pasien mempunyai kornea sentral yang jernih. Ada 5 pasien dengan uveitis dan opasitas vitreous. Ada 1 pasien dengan (AC IOL), 2 pasien dengan (PCIOL) terdislokasi sebagian pada rongga vitreous dan sisanya aphakic. Semua prosedur bedah dikerjakan dengan anastesi lokal retrobulbar dan diimplementasi IOL pada sulkus tanpa fiksasi. Rata-rata umur adalah 56,3 + 18,5 tahun. Rata-rata best corrected visual acuity (BCVA) sebelum operasi 0,33 + 0,26 dan setelah operasi 0,89 + 0,16 (p = 0,000). Rata-rata intraocular pressure (IOP) adalah 20,25 + 8,2 dan 15,25 + 3,5 mmHg sebelum dan sesudah operasi secara berurutan (p = 0,140). Pemantauan dilakukan 1 - 60 bulan. Implementasi IOL sekunder dapat memperbaiki penglihatan dan mengurangi subjektif dan temuan klinik setelah operasi katarak sebelumnya.
Kata kunci: Intraokuler, implementasi, katarak
Penulis: Gilbert W. S. Simanjuntak
Kode Jurnal: jpkesmasdd120411

Artikel Terkait :