PROFIL KASUS TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT INAP PARU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE 1 JANUARI 2010 - 31 DESEMBER 2011
Abstrak: Tuberkulosis (TB)
paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang masih merupakan masalah kesehatan di dunia dan Indonesia
sampai sekarang ini.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan data sekunder, yaitu rekam medik penderita TB paru. Populasi adalah
semua kasus TB paru di Instalasi Rawat Inap Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang
selama 1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang mempunyai data rekam medik lengkap.
Perhitungan analitik menggunakan Chi Square dengan α= 0,05. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui profil kasus tuberkulosis paru di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang dari 1 Januari 2010
sampai 31 Desember 2011, yaitu karakteristik, temuan klinis dan laboratorium
klinis, komorbid, dan farmakologi TB paru. Jumlah kasus TB paru dari penelitian
ini adalah 65 buah. TB paru dengan BTA sputum negatif (60%) adalah klasifikasi
TB paru terbanyak. Laki - laki (72%),
usia 20- 29 tahun (27%), pendidikan tamat sekolah lanjut tingkat atas (SLTA)(47%),
pekerjaan rumah tangga (33%) merupakan karakteristik terbanyak diikuti merokok
pada laki- laki (64%) dan status gizi kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat berat (53%). Hasil data analisis berdasarkan Chi Square, didapatkan X 2
= 2,5 dengan α= 0,05, sehingga tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin
dengan hasil pemeriksaan BTA sputum. Terdapat hubungan bermakna antara merokok
dengan jenis kelamin (X 2 = 41,6; p ≤ 0,05). Sesak nafas (56%) merupakan klinis
terbanyak dan anemia (66%), laju endap darah (LED) meningkat (95%), kadar gula darah sewaktu (GDS) normal (89%),
serum glutamic oxsaloasetic transaminase (SGOT) normal (72%), dan serum
glutamic pyruvic transaminase (SGPT) normal (84%) merupakan temuan laboratorium
klinis terbanyak. Sebanyak 32% dari 65 buah kasus tidak mempunyai komorbid.
Enam komorbid terbanyak adalah efusi pleura (22%), pneumonia (18%), diabetes
melitus tipe 2 (DM tipe 2) (12%), pneumotoraks (10%), hiponatremia (9%), dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)(7%) dan spondilitis (1%) dan peritonitis
TB (1%) merupakan TB ekstraparu yang ditemukan dari penelitian ini. RHZE (86%)
dan RH (6%) merupakan regimen obat antituberkulosis (OAT) yang digunakan pada
kategori 1 dan RHZES (7%) pada kategori
2 sehingga kategori 1 (92%) merupakan klasifikasi kasus TB paru
berdasarkan definisi klinis terbanyak.
Penulis: Muhammad Gamal Eddin,
Oea Khairsyaf, Elly Usman
Kode Jurnal: jpkedokterandd150399