PotensiAntioksidan pada Bubuk Kakao (Theobroma cacao L) Fermentasi Dan Non Fermentasi terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Tikus Putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Hiperlipidemia

ABSTRAK: Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kakao (Theobroma cacao L) mengandung senyawa polifenol antara lain katekin, epikatekin, proantosianidin, dan antosianin yang berpotensi sebagai senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi antioksidan bubuk kakao (Theobroma cacao L) fermentasi dan non fermentasi terhadap kadar malondialdehid (MDA) tikus putih. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari kelompok normal, kontrol positif, 3 kelompok uji bubuk kakao fermentasi dan 3 kelompok uji bubuk kakao non fermentasi masing-masing dengan dosis 0,2, 0,4, dan 0,8 gram /200 gram BB. Tikus diberi diet tinggi lemak selama 8 minggu, dan larutan bubuk kakao diberikan 4 minggu terakhir masa penelitian. Pengukuran kadar Malondialdehid (MDA) diukur pada minggu ke-4 dan 8 masa penelitian. Hasil penelitianmenunjukan bahwa kandungan total fenol bubuk kakao fermentasi lebih besar dari pada bubuk kakao non fermentasi. Pemberian bubuk kakao fermentasi secara oral mampu menurunkan kadar MDA, sedangkan bubuk kakao non fermentasi belum dapat menurunkan kadar MDA.
Kata kunci: bubuk kakao fermentasi, bubuk kakao non fermentasi, antioksidan, Malondialdehid (MDA)
Penulis: Rinda Binugraheni, Nastiti Wijayanti
Kode Jurnal: jpkesmasdd140379

Artikel Terkait :