POLA GANGGUAN PENDENGARAN DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER (THT-KL) RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH BERDASARKAN AUDIOMETRI
Abstrak: Gangguan pendengaran
atau hearing loss bisa bersifat komplit atau parsial dan dapat mengenai satu
atau pada kedua telinga. Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di Asia
Tenggara yang memiliki angka prevalensi gangguan pendengaran tertinggi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pola gangguan pendengaran pada penderita di
poliklinik Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Metode penelitian yang di gunakan yaitu
deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan penelitian berlangsung dari
bulan Agustus sampai Oktober 2011. Data yang di ambil berasal dari gambaran
audiogram di poliklinik THT-KL dari Januari sampai 31 Juli 2011. Hasil
penelitian menunjukkan dari 175 penderita gangguan pendengaran yang paling
banyak terdapat pada kelompok umur 60-74 tahun (28%), sebagian besar adalah
laki-laki (53,14%), bilateral (80,57%) dan jenis ketulian berupa tuli
sensorinueral (49,43%). Pada kelompok tuli konduktif, derajat ketulian yang
paling sering adalah bersifat sedang (31,82%), kelompok tuli sensorinueral
yaitu sedang dan sedang-berat (23,7%), dan pada tuli campuran adalah derajat berat
(48,05). Presbikusis paling banyak dijumpai pada kelompok usia tua (60-74
tahun) 57,14%, dan lebih sering pada laki-laki 52,38%. Diharapkan ada
penelitian sejenis dari Rumah Sakit lainnya, sehingga bisa didapat data gangguan
pendengaran di Provinsi Aceh, yang mana hal tersebut juga bisa berguna untuk
kegiatan Sound Hearing 2030. Sebagai tambahan , diwaktu yang akan datang perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode analitik seperti
mencari hubungan antara gangguan pendengaran dengan bising.
Penulis: Teuku Husni dan
Thursina
Kode Jurnal: jpkedokterandd120225