Permasalahan Lanjut Usia di Daerah Perdesaan Terpencil
Abstract: Dalam kurun waktu 35
tahun sejak tahun 1990, jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia meningkat 414%
dan akan berada pada peringkat kelima negara dengan lansia terbesar pada tahun
2025. Seperti umumnya di negara berkembang, lebih dari dua per tiga lansia hidup
di wilayah perdesaan terpencil. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan membahas berbagai masalah gangguan kesehatan, sosial budaya, pelayanan, dan
program-program kesehatan lansia di Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku.
Penelitian dengan metode kualitatif melalui observasi, partisipasi, dan
wawancara terhadap 30 lansia di dua wilayah semiurban dan 6 wilayah perdesaan
terpencil di kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku pada bulan April-Juni 2010.
Pengumpulan data, diskusi, dan wawancara dilakukan terhadap pemegang program
lansia di dinas kesehatan dan puskesmas. Gangguan kesehatan yang banyak dialami
lansia adalah artralgia genu, gastritis kronis, nyeri pinggang bawah, katarak,
hipertensi, dan diabetes melitus. Masalah sosial budaya akibat urbanisasi
membuat para lansia ting- gal sendiri tanpa perawatan anak atau cucu. Pelayanan
kesehatan terlihat belum optimal, sarana/prasarana terbatas, aspek promosi
kesehatan terabaikan, serta tenaga kesehatan yang memperhatikan kesehatan
lansia masih kurang. Pos pelayanan terpadu (posyandu) lansia belum efektif,
informasi minimal, kader belum optimal menunjang kebutuhan lansia. Ke de- pan,
perlu memperkuat sistem pelayanan kesehatan lansia; peningkatan perhatian dan
kemitraan dengan lembaga eksekutif dan legislatif; serta melakukan inovasi
strategi pendidikan, pelayanan, dan penelitian di bidang kesehatan lansia di
daerah terpencil dan perdesaan Indonesia.
Penulis: Laurentius Aswin
Pramono, Cornellesi Fanumbi
Kode Jurnal: jpkesmasdd120401