PERBEDAAN EFEK DAYA HAMBAT JUS KULIT BUAH MANGGIS DENGAN AIR REBUSAN KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI GRAM-POSITIF (STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN STREPTOCOCCUS PYOGENES) SECARA IN VITRO

Abstrak: Bakteri Gram-positif seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes telah resisten terhadap beberapa antibiotik, sehingga perlu dicari antibakteri alternatif lain. Manggis merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang telah lama digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental terhadap kedua bakteri tersebut,  yang diberi enam perlakuan dengan enam kali pengulangan, yaitu kontrol positif (amoksisilin 25 mcg), kontrol negatif (larutan aquades), jus kulit buah manggis dosis I (konsentrasi 58,3% v/v) dan dosis II (konsentrasi 29,15% v/v), serta air rebusan kulit buah manggis dosis I (konsentrasi 30,7% v/v) dan dosis II (konsentrasi 15,35% v/v). Cawan petri dengan kedua isolat bakteri  yang telah ditanami cakram dengan 6 perlakuan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, kemudian diukur diameter halo yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan kulit buah manggis memiliki efek daya hambat yang lebih baik daripada jus kulit buah manggis. Efek antibakteri jus dan air rebusan kulit buah manggis lebih sensitif pada bakteri Staphylococcus aureus dibanding bakteri Streptococcus pyogenes.
Kata kunci: kulit buah manggis, jus, air rebusan, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes
Penulis: Nani Hendriani, Netti Suharti, Julizar
Kode Jurnal: jpkedokterandd160053

Artikel Terkait :