Perbandingan Skor DECAF dengan Skor BAP-65 terhadap Kematian dalam Tiga Puluh Hari pada Pasien PPOK Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik Medan

Abstract: Pada penderita penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) eksaserbasi akut, penilaian derajat keparahan pada awal masuk penting dalam menentukan risiko kematian rawat inap rumah sakit, memutuskan perawatan bangsal atau Intensive Care Uni,t dan penatalaksanaan selanjutnya. Skor Dyspnoea, Eosinopenia, Consolidation, Acidaemia, Atrial Fibrillation (DECAF) dan skor elevated BUN, Altered mental status, Pulse 109 beats/min, age >65 years (BAP-65) dapat digunakan sebagai alat prognostik. Penelitian ini bertujuan membandingkan skor DECAF dengan skor BAP-65 memprediksi kematian dalam 30 hari pada pasien PPOK eksaserbasi akut. Penelitian dengan desain kohort, subjek adalah pasien PPOK eksaserbasi akut di Instalasi Gawat Darurat dan rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan, pada bulan Februari–Juni 2013. Dinilai skor DECAF dan skor BAP-65. Dihitung sensitivitas dan spesifisitas kedua skor dan dibandingkan kekuatannya. Sebanyak 40 subjek direkrut, rata-rata (±SB) usia 61,07±12,42 tahun. Sembilan subjek (23%) meninggal saat penelitian. Uji chi-kuadrat mendapatkan hasil signifikan skor DECAF p 0,003 dan skor BAP-65 p=0,0026. Sensitivitas dan spesifisitas skor DECAF dan skor BAP-65, masing-masing 100% dan 16%, 100% dan 39%. Simpulan, skor DECAF dan skor BAP-65 memiliki hubungan dengan kematian dalam 30 hari pada pasien PPOK eksaserbasi akut. Tingginya sensitivitas dan rendahnya spesifisitas menyebabkan kedua skor ini belum dapat digunakan sebagai alat prognostik. Diperlukan penelitian dengan subjek yang lebih besar untuk mendapatkan keakuratan kematian.
Kata kunci: PPOK eksaserbasi akut, prognosis, skor BAP-65, skor DECAF
Penulis: Siti Taqwa Fitria Lubis, E. N. Keliat, Alwinsyah Abidin
Kode Jurnal: jpkedokterandd160068

Artikel Terkait :