Peran Juru Pantau Jentik dalam Sistem Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue di Indonesia
Abstract: Program pencegahan
dan pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) telah berlangsung sekitar 43
tahun dan berhasil menurunkan angka kema- tian dari 41,3% pada tahun 1968
menjadi 0,87% pada tahun 2010, tetapi belum berhasil menurunkan angka
kesakitan. Bahkan, Indonesia men- duduki urutan tertinggi kasus DBD di
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada tahun 2010. Salah satu
faktor belum efektifnya pencegahan DBD di Indonesia adalah masih lemahnya
sistem kewas- padaan dini. Peran juru pantau jentik (jumantik) sangat penting
dalam sistem kewaspadaan dini mewabahnya DBD karena berfungsi untuk memantau
keberadaan dan menghambat perkembangan awal dari vektor penular DBD. Seiring
masih tingginya angka kasus DBD di Indonesia, muncul pertanyaan bagaimana peran
jumantik dalam sistem kewaspadaan dini DBD selama ini di Indonesia. Artikel ini
mencoba menelaah masalah tersebut berdasarkan tinjauan pustaka. Secara umum,
peran jumantik dinilai cukup berhasil dalam pencegahan DBD, namun terdapat
beberapa hal yang perlu menjadi bahan evaluasi.
Penulis: Diana Andriyani
Pratamawati
Kode Jurnal: jpkesmasdd120392