Peningkatan Fungsi Ventilasi Paru Pada Klien Penyakit Paru Obstruksi Kronis Dengan Posisi High Fowler Dan Orthopneic

Abstract: Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi ventilasi paru klien PPOK (penyakit paru obstrruksi kronis) adalah mengatur posisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh antara posisi high fowler dan orthopneic terhadap fungsi ventilasi paru pada klien PPOK. Penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan pre-test post-test group melibatkan 36 responden yang diambil secara consecutive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi high fowler dan orthopneic dapat meningkatkan nilai arus puncak ekspirasi (APE) (p= 0,0005, α= 0,05). Fungsi ventilasi paru klien terlihat lebih baik dengan posisi orthopneic daripada posisi high fowler (p= 0,0005, α= 0,05). Ada hubungan antara usia dan fungsi ventilasi paru. Tinggi badan, berat badan, dan jenis kelamin tidak mempengaruhi fungsi ventilasi paru. Berdasarkan hasil temuan ini, direkomendasikan agar memberikan posisi orthopneic kepada klien PPOK dengan dispnea untuk meningkatkan fungsi ventilasi paru.
Keywords: APE, frekuensi nafas, high fowler, orthopneic, PPOK
Penulis: Nieniek Ritianingsih, Dewi Irawaty, Hanny Handiyani
Kode Jurnal: jpkeperawatandd110065

Artikel Terkait :