PENGARUH PEMBERIAN KULTUR BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU DALAM RANSUM MENGANDUNG 10% AMPAS TAHU TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI JANTAN UMUR 0-8 MINGGU
Abstrak: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari pemberian kultur bakteri
selulolitik rumen kerbau pada ransum yang mengandung 10% ampas tahu terhadap penampilan
itik bali jantan umur 0-8 minggu. Itik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah itik bali jantan umur 1 hari sebanyak 54 ekor dengan rata-rata bobot
badan yang sama. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu ransum tanpa ampas tahu sebagai
kotrol (A), ransum dengan 10% ampas tahu (B), ransum dengan 10% ampas tahu
+0,20% kultur bakteri selulolitik rumen kerbau (C). Setiap perlakuan terdiri dari enam ulangan
dan masing-masing ulangan menggunakan tiga ekor itik bali jantan dengan berat
homogen sehingga terdapat 18 unit percobaan dan jumlah keseluruhan itik yang
digunakan sebanyak 54 ekor. Variabel yang diamati yaitu bobot badan akhir,
pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi air minum dan Feed
Convertion Ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum dengan 10%
ampas tahu dan ransum dengan 10% ampas tahu +0,20% kultur bakteri selulolitik
rumen kerbau dapat meningkatkan bobot badan akhir, pertambahan bobot badan dan
efisiensi penggunaan ransum itik bali umur 0-8 minggu. Ransum dengan 10% ampas
tahu dan ransum dengan 10% ampas tahu +0,20% kultur bakteri selulolitik rumen
kerbau tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum dan air minum itik bali umur
0-8 minggu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian 10% ampas
tahu tanpa atau dengan 0,20% kultur bakteri selulolitik rumen kerbau dapat
meningkatkan bobot badan akhir, pertambahan bobot badan dan efisiensi
penggunaan ransum itik bali jantan umur 0-8 minggu.
Penulis: Wicaksana I K.A., I
G.N.G Bidura, I.A.P Utami
Kode Jurnal: jppeternakandd160119