PENGARUH PEMBERIAN FORMALIN PERORAL TERHADAP KADAR UREUM dan KREATININ TIKUS WISTAR

Abstract: Penggunaan formalin dalam bidang pangan dilarang oleh PERMENKES RI No772/Menkes/PER/IX/88 No. 1168/Menkes/X/1999 yang melarang formalin sebagai bahan tambahan dalam makanan, PP No 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, UU N0 7 tahun 1996 tentang pangan dan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Namun laporan tahunan BPOM 2012 di Semarang masih  saja  ditemukan  adanya  formalin  dalam  jajanan  anak-anak.Penelitian  sebelumnya  telah  membuktikan adanya kerusakan ginjal tikus yang diberi formalin peroral.Hubungan antara konsumsi formalin peroral terhadap fungsi ginjal belum diketahui.
Metode:   Penelitian   eksperimental   laboratorik   dengan  rancangan   Postest   Only  Control   Group   Design menggunakan hewan coba. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus galur Wistar.Selama 7 hari tikus diadaptasi dan diberikan makan serta minum ad libitum. Tikus dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi formalin peroral ¼ dosis lethal atau 200 mg/kgBB/hari. Setelah 2 minggu, sampel darah tikus diambil untuk diukur kadar ureum dan kreatininnya lalu tikus didekapitasi. Hasil disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan dianalisis menggunakan analisis statistik Independent Sampel T-test. Hasil:Terdapat  perbedaan  yang  signifikan  antara  kadar  ureum kedua kelompok  dan  kadar  kreatinin  kedua kelompok, masing masing memiliki nilai p = 0,000.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan formalin peroral terhadap kenaikan kadar ureum dan kreatinin plasma tikus Wistar.
Kata Kunci: formalin, ¼ dosis lethal, kadar ureum dan kreatinin
Penulis: Fitria Wijayanti, Sri Latiyani Djamil, Nanik Marfua'ti
Kode Jurnal: jpkedokterandd150442

Artikel Terkait :