Pengaruh Iklim terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue
Abstract: Penyakit demam berdarah
dengue (DBD) telah menjadi penyakit endemik di kota-kota besar di Indonesia.
Ramalan Intergovernmental Panel on Climate Change tahun 1996 menyebutkan
insidens DBD di Indonesia dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2070.
Tujuan penelitian ini untuk membuat model di- namika sistem dengan analisis
ekologi untuk mengetahui dinamika kejadian DBD dalam kaitan dengan pola
variablitas iklim di DKI Jakarta. Rancangan penelitian digunakan adalah
ecologic study dengan uji hipotesis, permodelan, simulasi, dan intervensi.
Wawancara terhadap 844 responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,
dan perilaku (PSP) masyarakat. Pengukuran faktor iklim meliputi curah hujan,
suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kadar CO2. Aspek vektor yang diukur
adalah angka hinggap per jam nyamuk Aedes (AHJ) dan nyamuk istirahat per rumah
(NIR). Hasil penelitian menunjukkan kasus DBD dipengaruhi curah hujan
(p:0,000..), suhu lingkungan (p:0,000..), kelembaban ruang (p:0,003),
kelembaban lingkungan (p:0,000..), AHJ Aedes (p:0,016), NIR Aedes (p:0,000..)
dan pengetahuan masyarakat (p:0,008). Disimpulkan, faktor iklim yang paling
berpengaruh terhadap kasus DBD adalah curah hujan, suhu dan kelembaban serta
pengetahuan masyarakat yang rendah. Sedangkan AHJ Aedes dapat dijadikan indikator
kenaikan kasus DBD.
Penulis: Margareta Maria
Sintorini
Kode Jurnal: jpkesmasdd070069