Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kejadian Kurang Pendengaran Sensorineural Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

Abstract: Kurang pendengaran sensorineural (KPSN) dapat terjadi pada kasus gagal ginjal kronik (GGK) yang dilakukan hemodialisis (HD). KPSN akibat HD terjadi pada berbagai frekuensi. Faktor yang diduga dapat mempengaruhi adalah usia, hipertensi, diabetes melitus (DM). Menganalisis pengaruh HD terhadap kejadian KPSN pada penderita GGK. Penelitian kohort pada 52 penderita GGK yang memenuhi kriteria inklusi. Terdiri dari dua kelompok, 26 penderita GGK mendapat HD dan 26 penderita GGK tanpa HD. Kelompok HD dilakukan pemeriksaan timpanoaudiometri sebelum HD dan setelah HD III. Kelompok tanpa HD dilakukan pemeriksaan timpanoaudiometri dalam waktu yang sama. Data usia, hipertensi, DM diperoleh dari rekam medik. Analisis menggunakan uji Chi-Square. Didapatkan 30,7% penderita KPSN dari kelompok HD, terdiri dari 26,9% derajat ringan dan 3,8% derajat sedang. Rerata penurunan NAP adalah 8,13 ± 5,30. Tidak didapatkan KPSN pada kelompok tanpa HD. Hemodialisis berpengaruh terhadap kejadian KPSN (p=0,004). Usia (p=0,084), hipertensi (p=0,215), DM (p=0,683) tidak berpengaruh terhadap kejadian KPSN. Hemodialisis berpengaruh terhadap kejadian KPSN. Usia, hipertensi dan DM tidak berpengaruh terhadap kejadian KPSN. [MKB. 2016;48(2):98–104]
Kata kunci: Gagal ginjal kronik, hemodialisis, kurang pendengaran sensorineural
Penulis: Loriana Ulfa, Muyassaroh, Zulfikar Naftali, Arwedi Arwanto, Ita Murbani
Kode Jurnal: jpkedokterandd160109

Artikel Terkait :