Pengaruh Artemisin dan Moringa terhadap Derajat Parasitemia, Kadar Malondialdehyde serta Histopatologi Otak Mencit Malaria
Abstract: Salah satu bentuk
infeksi malaria berat adalah malaria serebral ditandai dengan respon inflamasi
berlebih dan peningkatan jumlah pembuluh darah di jaringan otak sehingga
menyebabkan terbentuknya radikal bebas secara berlebihan. Ekstrak daun Kelor
(Moringa oleifera) berpotensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang
diharapkan dapat bekerja sebagai terapi adjuvant untuk kombinasi dengan
artemisin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kombinasi Artemisin
dan ekstrak daun Moringa oleifera terhadap derajat parasitemia, kadar MDA dan
gambaran histopatologi pada jaringan otak mencit yang diinfeksi P.berghei.
Penelitian ini merupakan True Experimental Design. Sampel penelitian yang
digunakan adalah mencit galur BALB/c. Bedasarkan hasil analisis Post Hoc pada
hari ke-3 dan ke-7, terdapat perbedaan rerata derajat parasitemia, kadar MDA,
dan jumlah pembuluh darah di jaringan otak yang bermakna antara kontrol positif
dan semua perlakuan (p<0,05). Pada kelompok yang diterapi Artemisin,
didapatkan derajat parasitemia yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol
positif (p<0,05), namun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kombinasi
(p<0,05). Rerata kadar MDA turun signifikan pada hari ke 7 terutama pada
kelompok kombinasi dosis tertinggi (p=0,000) dibandingkan dengan hari ke 3.
Pada pengamatan jumlah pembuluh darah di jaringan otak mencit didapatkan bahwa
pada hari ke 7 terjadi penurunan signifikan pada jumlah pembuluh darah di
kelompok kombinasi dibandingkan kelompok Artemisin. Dapat disimpulkan kombinasi
Artemisin dan ekstrak daun Moringa oleifera lebih baik menurunkan derajat
parasitemia, kadar MDA dan jumlah pembuluh darah di jaringan otak mencit
dibandingkan dengan terapi artemisin saja.
Penulis: Tinny Endang
Hernowati, Loeki Enggar Fitri, resti anggun pertiwi
Kode Jurnal: jpkedokterandd160145