Makanan Etnik Minahasa dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner
Abstract: Penyakit jantung
koroner yang menjadi kausa utama kematian di seluruh dunia merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan
Sulawesi Utara. Kebiasaan makan yang dipengaruhi oleh faktor budaya, adat
istiadat, agama dan kepercayaan berperan penting dalam proses kejadian
penyakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kebiasaan makan etnik
Minahasa terhadap kejadian penyakit jantung koro-ner. Penelitian di RSU Prof.
Dr. R.D. Kandou ini menggunakan disain studi kasus kontrol dengan ukuran sampel
128 kasus dan 128 kontrol. Data frekuensi makan dikumpulkan dengan Food
Frequency Quationnaire (FFQ). Makanan etnik Minahasa ditentukan berdasarkan 41
jenis makanan yang dikompositkan. Asam lemak jenuh pada setiap jenis makanan
etnik Minahasa umumnya mengandung ALJ dengan kisaran kadar 0,01-10,46% food per
100 gram. Pengkomsumsi makanan Mihahasa dengan frekuensi makan ≥ 2 kali/ bulan
berisiko PJK 4,43 kali lebih besar daripada pengkonsumsi ≤ 1 kali/ bulan
setelah dikontrol dengan variabel daging babi hutan(OR=4,3 95%CI:1,66-11,05),
kotey(OR=7,15 95%CI: 1,70-30,08), merokok (OR=2,76 95% CI: 1,36-5,61),
usia(OR=1,96 95%CI: 1,36-2,83), jenis kelamin(OR=2,86 95%CI: 1,41-5,78) dan
hipertensi (OR=5,86 95%CI: 2,94-11,66). Kebiasaan makan dengan freku-ensi
sering berisiko 5,4 kali lebih besar untuk terkena PJK daripada yang mempunyai
kebiasaan makan jarang setelah dikontrol variabel jenis kelamin, riwa-yat
keluarga PJK dan diabetes.
Penulis: Grace Debbie Kandou
Kode Jurnal: jpkesmasdd090122