Larutan Pembersih PeriuretraSebelum Pemasangan Kateter Urin Menetap: Literature Review
Abstract: Pemasangan kateter
urin menetap pada pasien baru di rumah sakit adalah 23,2% setiap bulan. Delapan
puluh persen kejadian infeksi saluran kemih disebabkan oleh kateter urin
menetap yang tidak aseptik. Kematian akibat infeksi ini adalah 32% dari seluruh
kasus infeksi nosokomial. Penggunaan larutan pembersih periuretra sebelum pemasangan
kateter urin menetap dalam mengurangi infeksi saluran kemih kurang memadai.
Metode yang digunakan adalah literature review, dengan pencarian pada database
CINAHL, proquest, dan google scholaryang dipublikasikan dari tahun 1995 sampai
dengan 2013. Kata kunci yang digunakan meliputi catheterization, indwelling
urinary catheter, bacteriuria, meatal atau periurethral cleaning, urinary tract
infection, dan nursing. Dua puluh lima literatur yang berkaitan didapatkan.
Larutan yang umum digunakan adalah air kran, air steril, larutan antiseptik,
dan salin normal. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
antara kejadian infeksi saluran kemih dengan penggunaan air kran dibandingkan
dengan povidone-iodine10% atau chlorhexidine0.1%. Hal yang sama juga ditemui
saat pengunaan air steril dibandingkan dengan povidone-iodineatau chlorhexidine
gluconate10% atau 0.05%, saat penggunaan air dan sabun, busa pembersih kulit,
povidone-iodine10%, dan salin normal. Air steril adalah larutan hipotonik,
tidak mahal, dan tidak mengiritasi kulit. Salin normal juga lebih murah dan
kurang mengiritasi kulit. Larutan antiseptik cukup mahal, dapat mengiritasi
kulit, dan memiliki efek samping alergi atau toksik. Sabun memiliki sedikit
kadar antiseptik dan relatif murah. Larutan pembersih periuretra sebelum
pemasangan kateter yang dapat
digunakan adalah air kran, air steril, larutan antiseptik, salin normal, dan
air dan sabun. Diperlukan penelitian selanjutnya tentang penggunaan air steril
atau salin normal.
Penulis: Awaluddin A,
Nursiswati N
Kode Jurnal: jpkeperawatandd140378