HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA BADUTA
ABSTRAK: Keterlambatan
perkembangan merupakan masalah yang sering dijumpai. Pelaksanaan fungsi
perawatan kesehatan melalui lima tugas keluarga menggambarkan pengetahuankeluarga
mengenal masalah; sikap keluarga mengambil keputusan; praktek keluargamerawat,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan perlu dipahami keluarga
agar mampu memberikan perawatan mandiri dalam deteksi dini perkembangan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan pelaksanaan fungsi perawatan keluarga dengan
perkembangan anak baduta. Penelitian berlokasi di Kabupaten Garut, sampel seratus
keluarga dengan anak baduta, diambil secara random sampling. Metode penelitian dengan
studi cross sectional. Pengumpulan data dengan kuesioner fungsi perawatan keluarga
dan KPSP. Analisis data dengan uji korelasi Pearson (r) dan signifikansi
hubungan didasarkan p-value <0,05 dan nilai koefisien r. Hasil analisis
deskriptif setengahnya (52%) keluarga berpengetahuan tinggi dalam mengenal
masalah perkembangan. Setengahnya (59%) keluarga bersikap negatif dalam
mengambil keputusan. Setengahnya (55%) keluarga melakukan praktek kurang baik
dalam merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Hampir setengahnya (40%) anak baduta beresiko mengalami keterlambatan
perkembangan. Hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan signifikan dan berkorelasi
positif (pengetahuan (p= 0,00; r= 0.69), sikap (p= 0,00; r= 0.31) dan praktek
(p= 0,00; r= 0,38)). Kesimpulannya bahwa pelaksanaan fungsi perawatan keluarga
sebagai faktor penting dalam mengoptimalkan perkembangan anak baduta, sehingga
kegiatan skrining dengan melibatkan keluarga sangat penting dilakukan.
Penulis: Susan Susyanti
Kode Jurnal: jpkeperawatandd160030