HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN STATUS GIZI LEBIH PADA SISWA SD PERTIWI 2 PADANG
Abstrak: Gizi lebih adalah
keadaan tubuh seseorang yang mengalami berat badan berlebih karena kelebihan
jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak.
Prevalensi gizi lebih pada anak di Indonesia mencapai 10,4. Salah satu faktor
risiko terjadinya gizi lebih adalah kebiasaan mengonsumsi junk food. Tujuan
penelitian ini adalah menentukan hubungan antara konsumsi junk food dengan
status gizi lebih pada anak usia sekolah. Penelitian ini adalah penelitian
analitik dengan rancangan cross sectional terhadap populasi penelitian yaitu
siswa kelas 1 – 5 di SD Pertiwi 2 Padang sebanyak 250 siswa. Teknik pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner semi kuantitatif FFQ. Status gizi ditentukan dengan pengukuran
berat badan dan tinggi badan yang hasilnya dikategorikan menggunakan standar
antropometri penilaian status gizi anak menurut Depkes Indonesia. Pada hasil
penelitian didapatkan bahwa siswa yang memiliki status gizi lebih hanya 23,6%
dengan rata – rata IMT 16,9±3,69. Rata – rata frekuensi konsumsi junk food
4,6±2,9 kali per hari dan rata – rata asupan energi junk food 1046,5±918,4 kkal
per hari. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna
antara konsumsi frekuensi konsumsi junk food dengan kejadian gizi lebih (p =
0,013) dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi junk food
dengan kejadian gizi lebih (p = 0,120).
Penulis: Rizki Nur Amalia,
Delmi Sulastri, Rima Semiarty
Kode Jurnal: jpkedokterandd160041