Hubungan Konsumsi Air Hujan Terhadap DMF-T Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Tahun 2014

Abstract: Air hujan berpotensi digunakan di dataran tinggi atau daerah langka air permukaan dan air tanah. Memasak air hujan untuk dikonsumsi merupakan cara yang baik untuk melakukan proses purifikasi air dirumah, agar lebih efektif air tetap dibiarkan mendidih selama 5- 10 menit. Menurut Suparno dalam bukunya yang berjudul Teknologi Proses Pengolahan Air mengatakan bahwa pH air hujan bersih itu bersifat asam lemah yaitu 5,6. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi air hujan terhadap DMF-T (tingkat keparahan karies) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok masing - masing sampel terdiri dari 50 siswa yang mengonsumsi air hujan dan 50 siswa yang mengonsumsi air PDAM > 2 tahun. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan objektif untuk melihat indeks DMF-T dari setiap siswa dengan menggunakan alat basic instrument. Hasil uji laboratorium di Universitas Sriwijaya menyatakan bahwa pH air hujan yang ada di Makarti Jaya adalah 7,28 yang artinya pH tersebut adalah pH basa lemah. Hasil analisa data dengan uji signifikansi pearson di dapat Pvalue yaitu 0,2, diman nilai α adalah 0,05. Jadi, Pvalue > α, yaitu 0,2 > 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air hujan terhadap DMF-T siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya.
Kata kunci: air hujan, indeks DMF-T
Penulis: Zainur S, Mujiyati
Kode Jurnal: jpkedokterandd150484

Artikel Terkait :