Hubungan antara penanganan awal dan luasnya kerusakan neurologis pasien stroke di RSUD Kupang
Abstrak: Stroke merupakan
perubahan neurologis akibat gangguan aliran darah otakyang merupakan penyebab
kematian ke empat di Amerika Serikat. Di Indonesia, diperkirakan 300.000 kasus
baru stroke setiap tahunnya. Penanganan stroke di rumah (prehospital) menjadi
penting karena dapat meminimalkan gangguan neurologis yang terjadi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penanganan stroke di rumah
dengan kerusakan neurologis pada pasien stroke di RSUD Prof Dr. W.Z Johannes
Kupang.Penelitian analitik ini menggunakan
pendekatan cross- sectional. Total 30
pasien di ruang rawat Anggrek, Bougenville, Cempaka, Kelimutu, Komodo, dan IGD RSUD Prof Dr. W.Z Johannes Kupang
pada 26 Juni - 26 Agustus 2015 direkrut dengan total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 86,7 % responden mengalami stroke non
hemoragik; 63,3 % responden mengalami penanganan awal stroke di rumah yang
kurang baik. Kerusakan neurologis yang banyak diderita pasien yaitu tonus otot
yang lemah, hilangnya sensasi rasa dan kelumpuhan. Hanya kekakuan yang
berhubungan dengan penanganan awal di rumah (p= 0,042). Disarankan agar
penanganan awal stroke di rumah dapat terus disosialisasikan agar dapat
mencegah komplikasi lebih lanjut.Stroke merupakan perubahan neurologis akibat
gangguan aliran darah otakyang merupakan penyebab kematian ke empat di Amerika
Serikat. Di Indonesia, diperkirakan 300.000 kasus baru stroke setiap tahunnya.
Penanganan stroke di rumah (prehospital) menjadi penting karena dapat meminimalkan
gangguan neurologis yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan penanganan stroke di rumah dengan kerusakan neurologis pada pasien
stroke di RSUD Prof Dr. W.Z Johannes Kupang.Penelitian analitik ini menggunakan pendekatan cross- sectional.
Total 30 pasien di ruang rawat Anggrek,
Bougenville, Cempaka, Kelimutu, Komodo,
dan IGD RSUD Prof Dr. W.Z Johannes Kupang pada 26 Juni - 26 Agustus 2015
direkrut dengan total sampling. . Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 86,7 % responden mengalami stroke non
hemoragik; 63,3 % responden mengalami penanganan awal stroke di rumah yang
kurang baik. Kerusakan neurologis yang banyak diderita pasien yaitu tonus otot
yang lemah, hilangnya sensasi rasa dan kelumpuhan. Hanya kekakuan yang
berhubungan dengan penanganan awal di rumah (p= 0,042). Disarankan agar
penanganan awal stroke di rumah dapat terus disosialisasikan agar dapat
mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penulis: Sakti Oktaria
Batubara, Florentianus Tat
Kode Jurnal: jpkeperawatandd150544