HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN MASKER DENGAN TERJADINYA BATUK PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA KARANGSONO KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN
ABSTRAK: KPekerja perkayuan
atau mebel merupakan pekerja dengan resiko paparan debu, baik yang berasal dari
penggergajian atau pengampelasan kayu, sehingga beresiko terkena penyakit
akibat kerja berupa penyakit saluran pernafasan dengan gejala utamanya batuk.
Kurangnya pengetahuan dan disiplin kerja dari para pekerja untuk menggunakan
alat pengaman diri (APD) berupa, masker merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit saluran pernafasan dengan gejala utamanya
batuk. Hal ini terjadi karena para pekerja menghirup debu penggergajian atau
pengampelasan kayu dalam dosis besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kebiasaan menggunakan masker dengan terjadinya batuk pada
pekerja industri mebel. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah para
pekerja industri mebel yang berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dengan
wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa 67% sering menggunakan masker, dan
33% jarang menggunakan masker. Frekuensi batuk didapatkan bahwa batuk sedang
60%, batuk ringan 33%, dan sisanya 7% batuk berat. Uji analisis statistik
spearman rank correlation dengan Ü = 0,05 didapatkan nilai p = 0,028 artinya
ada hubungan antara kebiasaan menggunakan masker dengan terjadinya batuk pada
pekerja industri mebel. kesimpulannya adalah para responden mengerti tentang
bahaya penyakit akibat kerja khususnya batuk, sehingga mereka bisa menjaga diri
mereka sendiri dari pemaparan debu kayu. Agar kesehatan mereka tetap
terpelihara, maka dianjurkan untuk selalu memakai masker saat bekerja.
Penulis: Marsaid, Hurun Ain,
Nurul Hidayah
Kode Jurnal: jpkeperawatandd100093