GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN PASCA OPERASI JANTUNG DI RUANG INTENSIF JANTUNG RS X BANDUNG
ABSTRAK: Nyeri sebagian besar
dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan hemodinamik pada pasien pasca
operasi jantung, sehingga intervensi yang dilakukan adalah meningkatkan dosis
morphin, tanpa dilakukannya pengkajian nyeri sebelumnya, hal ini berdampak terhadap
terlambatnya waktu ekstubasi dan meningkatkan resiko VAP. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran tingkat nyeri pasien pasca operasi jantung di ruang intensif
jantung RS X di Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 30 orang yang direkrut dengan teknik
purpossive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Criticall Pain
Observation Tool (CPOT) dan hasilnya dikategorikan kedalam nyeri ringan, sedang
dan berat, dan selanjutnya dihitung dengan menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan 80% mengalami nyeri ringan, 20% mengalami nyeri
sedang dan tidak satupun mengalami nyeri berat. Hal ini menunjukan bahwa
managemen nyeri sudah optimal, penyebab perubahan hemodinamik bukan akibat
nyeri. Sehingga disarankan berdasarkan penelitian ini pemberian peningkatan dosis
analgetik morfin harus diawali dengan pengkajian nyeri.
Penulis: Aan Nuraeni, Irma
Yanti Ade Warya, Ayu Prawesti Priambodo
Kode Jurnal: jpkeperawatandd160027