Frekuensi dan Determinan Kontrasepsi Pria di Indonesia
Abstract: Pertumbuhan penduduk
Indonesia terlihat tinggi (1,25%) dengan pertambahan sekitar 7,3 juta penduduk
setiap tahun. Sejak tahun 1980,program keluarga berencana berkontribusi
terhadap penurunan angka fertilitas dari 5,61 menjadi 2,6 pada tahun 2002.
Kontribusi pria menggunakan kontrasepsi berhubu-ngan dengan banyak faktor
antara lain meliputi pengetahuan, sikap, praktek, keterbatasan informasi
aksesibilitas fasilitas pelayanan kontrasepsi pria, keterbatasan jenis
kontrasepsi, dan persepsi masyarakat yang kurang menguntungkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kontrasepsi pria di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003. Disain penelitian
yang digunakan adalah Cross Sectiona l dengan metode analisis Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi penggunaan kontrasepsi pria didasari pada
Current User dan Ever User 2002/ 2003 masih rendah (7,7%). Sebaran metode
kontrasepsi pria pada responden ( 504, 3,1%) dan senggama terputus (593, 3,6%).
Variabel usia, pendidikan, tempat tinggal kemandirian mendapatkan kontrasepsi,
pengetahuan berhubungan secara bermakna dengan penggunaan kontrasepsi pria.
Variabel pendidikan berinteraksi dengan kemandirian. Variabel yang berhubungan
sangat erat dengan penggunaan kontrasepsi pria adalah pengetahuan (nilai-p =
0,000; OR = 28,211; 95% CI; 18,936-42,027.
Penulis: Ahmad
Kode Jurnal: jpkesmasdd090132