Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Beban Biaya Obat Pasien Rawat Inap Program Askeskin, di Cirebon Tahun 2005

Abstract: Askeskin membayar klaim pengobatan rumah sakit untuk penduduk miskin dengan tarif yang ditetapkan. Namun, resep obat tidak terdaftar yang tidak boleh dibebankan pada pasien justru menjadi beban rumah sakit. Inisiatif pimpinan RSUD Gunung Jati menyediakan dana pendamping menjadi beban secara fi-nansial. Pada tahun 2005, rujukan pasien rawat inap kelas III, meningkat 153 % dan beban pasien luar kota meningkat 331 %. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi beban RS menutupi biaya perawatan, khususnya obat non DPHO yang tidak dapat diklaim ke Askes. Penelitian me-nggunakan Sumber data catatan medik, catatan klaim dan studi kualitatif wawancara mendalam. Ditemukan bahwa pasien luar yang dirawat di SMF bedah menghabiskan dana dua kali lebih besar daripada pasien yang berasal dari Cirebon dan dirawat di SMF non Bedah. Lama pasien dirawat berbanding lurus dengan besar biaya yang menjadi beban rumah sakit. Penelitian ini juga menemukan visi dan persepsi institusi terkait tentang tanggung jawab pemda yang tidak-sinkron. Hal ini menyebabkan dana pelayanan kesehatan pasien miskin di RSUD Gunung Jati tidak tersedia. Disarankan untuk membentuk forum bersama antara pemda terkait di wilayah III Cirebon guna menangani tanggung jawab pendanaan kesehatan masyarakat miskin dan mekanismenya. Juga diperlukan sosialisasi efektif tentang obat DPHO kepada dokter di rumah sakit.
Kata kunci: Asuransi kesehatan, DPHO, askeskin
Penulis: Lucya Agung Susilawati, Hasbullah Thabrany
Kode Jurnal: jpkesmasdd060035

Artikel Terkait :