PRODUKTIVITAS DAN KELAYAKAN USAHA TUNA LONGLINER DI KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

ABSTRAK: Rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu unit Tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun. Tuna Longliner umumnya dioperasikan di laut lepas atau perairan samudera. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan factor produksi yang terbesar bagi Tuna Longliner. Harga BBM yang cenderung meningkat diduga akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kelayakan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan kelayakan usaha Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di PPS Cilacap pada bulan Agustus sampai dengan September 2008, menggunakan metode survei. Data primer yang dikumpulkan adalah harga ikan, ukuran kapal (GT), komposisi hasil tangkapan, dan volume produksi. Sedangkan data sekunder adalah produksi ikan yang tertangkap Tuna Longliner dan trip penangkapan Tuna Longliner. Analisis data produksi dan produktivitas menggunakan statistik deskriptif, disajikan dalam bentuk kurva. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung NPV, IRR dan payback periods. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap relatif rendah (0,045 ton/GT/tahun). Rendahnya produktivitas dikarenakan telah terjadinya pemanfaatan yang fully-exploited. Hal ini ternyata mengakibatkan usaha penangkapan ikan menggunakan Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap sudah tidak layak, berdasarkan indikator NPV, IRR dan payback periods. Kondisi ini membutuhkan tindakan pengelolaan yang serius dari pemerintah.
Kata kunci: Tuna Longline, produktivitas, kelayakan
Penulis: Suradi Wijaya Saputra, Anhar Solichin, Dian Wijayanto dan Faik Kurohman
Kode Jurnal: jpperikanandd110159

Artikel Terkait :