PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK DAN AKUAPONIK
ABSTRAK: Hidroponik adalah
cara bercocok tanam alternatif di perkotaan. Mudah, terkendali, dan bisa
dilakukan di media tanpa tanah, bahkan di dalam rumah. Pada sistem hidroponik
penyiraman tanaman dilakukan secara otomatis dan lingkungan bisa dikendalikan
dari hama tanaman, sangat cocok untuk masyarakat yang rutinitasnya lebih banyak
dihabiskan untuk bekerja di kantor dibanding di rumah. Bagaimanapun, nutrisi
hidroponik sangat susah untuk didapatkan, bahkan di Lampung belum ada yang
menjualnya. Akuaponik adalah alternatif lain yang bisa digunakan untuk bercocok
tanam di lahan terbatas dan nutrisi lebih mudah ditemukan karena memanfaatkan kotoran
ikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kotoran ikan mampu
menggantikan nutrisi hidroponik dalam menunjang pertumbuhan tanaman sawi.
Penelitian ini membandingkan hasil pertumbuhan tanaman sawi pada tiga
perlakuan, yaitu L1 (hidroponik), L2 (akuaponik menggunakan ikan komet), dan L3
(akuaponik menggunakan ikan nila). Penelitian dilakukan di kediaman Amin
Khairi, Jalan Said Sabri, Nomor 58B, Kedaton, Bandar Lampung dan Laboratorium
Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. Variabelvariabel yang diuji
adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan berat total tanaman sawi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman sawi pada sistem
hidroponik lebih baik dari pada akuaponik. Tinggi tanaman rata-rata pada minggu
ke empat untuk L1, L2, dan L3 adalah 24,6 cm; 9,1 cm; 14,0 cm; secara
berturutan. Jumlah daun rata-rata pada minggu ke empat untuk L1, L2, dan L3
adalah 10,2; 7,2; 7,7; secara berturutan. Panjang akar rata-rata pada minggu ke
empat untuk L1, L2, dan L3 adalah 27,3 cm; 10,6 cm; 15,0 cm; secara berturutan.
Berat total tanaman sawi untuk L1, L2, dan L3 adalah 77,08 gr; 9,7 gr; 28,6 gr;
secara berturutan.
Penulis: Aulia Rakhman,
Budianto Lanya, R.A. Bustomi Rosadi, M. Zen Kadir
Kode Jurnal: jppertaniandd160311