Pertumbuhan Stek Cabang Bambu Petung (Dendrocalamus asper) pada Media Tanah, Arang Sekam dan Media Kombinasinya

Abstract: Bambu petung banyak digunakan untuk bahan konstruksi bangunan karena sifatnya yang keras dan kuat. Pembiakan secara vegetatif menggunakan rimpang (rhizome), namun memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam pembongkaran rumpun bambu. Oleh karena itu digunakan stek cabang,lebih praktis, bahan stekter sedia lebih banyak, mudah diperoleh, murah, tidak merusak rumpun asal, waktu pengambilan lebih cepat, dan pembentukan rumpun lebih mudah. Media pengakaran yang umum digunakan adalah top soil, namun pengadaan top soil dalam jumlah besar sulit, sehingga perlu dicari alternatif lain yaitu dengan mencampur media top soil dengan media lain. Media yang digunakan yaitu media tanah, arang sekam dan kombinasi tanah+arang sekam (2:1). Stek cabang bambu petung dengan umur pohon induk ± 2 tahun, diameter 2-3 cm dan panjang 2 ruas. Panjang tunas pada perlakuan media tanah, arang sekam dan kombinasi tanah+arang sekam menunjukkan berbeda di antara perlakuan. Jumlah tunas terbanyak terdapat pada perlakuan media arang sekam dan kombinasi tanah+arang sekam (3 tunas). Media campuran tanah+arang sekam menunjukkan panjang tunas terpanjang (37,11 cm), dan panjang akar terpanjang (17,5 cm). Media tanah dan arang sekam menunjukkan % berakar terbesar (86,67 %).
Kata kunci: stek cabang, bambu petung, media tanah, arang sekam, pembiakan vegetatif
Penulis: Adriana, Widaryanti W. Winarni, Daryono Prehaten, Ganis Nawangsih
Kode Jurnal: jpkehutanandd140171

Artikel Terkait :