Peranan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan di Perbukitan Menoreh (Kasus di Desa Hargorejo, Kokap, Kulonprogo, D.I.Yogyakarta)

Abstract: Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dalam berbagai program pembangunan kehutanan yang mengutamakan fungsi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat lokal diharapkan dapat mewujudkan kelestarian hutan. Salah satu program pembangunan kehutanan adalah Hutan Kemasyarakatan (HKm). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui peranan HHBK dalam pembangunan HKm yang dilakukan di Perbukitan Menoreh dengan kasus di Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo. Data dikumpulkan pada bulan Januari hingga Juni 2013 melalui wawancara secara mendalam terhadap 10 informan dan penyebaran kuesioner terhadap 35 orang anggota kelompok tani yang memiliki lahan garapan di HKm. Jenis tanaman kayu yang dominan dikembangkan adalah tanaman jati, mahoni, dan akasia. Sementara tanaman HHBK yang ditanam adalah tanaman buah (pisang, nangka), tanaman pangan (singkong, jagung, kedelai, kacang tanah), serta tanaman herbal (jahe, kunyit, temulawak). Pengelolaan HKm dilakukan secara swadaya dengan didampingi Yayasan DAMAR. Selain kondisi lingkungan menjadi hijau dan sejuk (66% responden menyatakan lingkungan desa menjadi lebih hijau dan sejuk), debit air bertambah (76% responden menyatakan persediaan air banyak), dampak positif pengelolaan HKm di Desa Hargorejo adalah juga memberikan kontribusi ekonomi pada rumah tangga petani (terjadi pengurangan prosentasi kondisi ekonomi petani kurang baik dari 80% menjadi 52% setelah adanya akses HKm).
Kata kunci: HHBK, hutan kemasyarakatan, Menoreh, program pengembangan, manfaat hutan
Penulis: Maria Palmolina
Kode Jurnal: jpkehutanandd140179

Artikel Terkait :