PENGGUNAAN HOT WATER TREATMENT DAN CACL2 UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN FISIOLOGIS BUAH BELIMBING (AVERRHOA CARAMBOLA L.)

Abstrak: Permintaan dan produksivitas buah belimbing telah menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun, dimana dengan potensi ini, buah belimbing bisa menjadi buah nasional andalan ekspor. Salah satu kelemahan dari buah eksport Indonesia adalah tingginya serangan penyakit dan lalat buah yang menyebabkan beberapa buah tidak bisa lolos dari proses pemeriksaan karantina. Lebih dari itu, masalah penanganan pasca panen harus lebih fokus karena buah belimbing termasuk komoditas yang mudah rusak. Pada penelitian ini, penanganan pasca panen dengan kombinasi perlakuan pecelupan air pana dan perendaman dengan larutan CaCl2. Penelitian ini menggunkan buah belimbing varietas Dewi dengan indeks kematangan 4. Sample diperlakukan dengan air panas (HWT) dengan 3 tingkat suhu dan lama perendaman (35oC selama 60’; 45oC selama 40’ dan 55oC selama 15’), Setelah HWT, sample kemudian direndam dalam larutan CaCl2 dengan 3 tingkat lama pencelupan (60’; 40’; dan 20’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan HWT sangat berpengaruh pada seluruh parameter mutu buah selama penyimpanan, namun perlakuan pencelupan dengan larutan CaCl2 tidak berpengaruh pada mutu produk. Kombinasi perluan keduanya berpengaruh terhadap parameter kecepatan respirasi, susut bobot, tingkat kecerahan kulit, level warna kuning-biru daging buah, serta tingkat penerimaan panelis terhadap bau dan aroma. Pada perlakuan HWT dengan suhu 55ºC selama 15 menit,menyebabkan pelunakan daging buah akibat dari ‘heat injury’. Kombinasi perlakuan HWT 45ºC selama 40 menit dan 4% CaCl2 selama 60 menitsdapat mempertahankan mutu buah sampai hari ke-24 berdasarkan penerimaan panelis.
Kata kunci: buah belimbing, hot water treatment, larutan CaCl2, heat injury, perishable
Penulis: Siti Trinurasih, Sutrisno
Kode Jurnal: jppertaniandd130499

Artikel Terkait :