PENGENDALIAN PENYAKIT ICE-ICE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI RUMPUT LAUT INDONESIA
ABSTRAK: Potensi pengembangan
budidaya rumput laut di Indonesia sangat besar karena lahan yang sesuai
tersedia sangat luas, keanekaragaman jenis rumput lautnya tinggi, teknologi
budidayanya sederhana dan modal yang dibutuhkan relatif kecil. Namun saat ini
usaha budidaya rumput laut menghadapi kendala serius akibat serangan penyakit
ice-ice. Penyakit ini biasa menyerang pada waktu musim hujan (Oktober-April) dan
bersifat menular karena disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini merupakan efek
bertambah tuanya rumput laut dan kekurangan nutrisi. Ice-ice ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah pada thallus yang kemudian menjadi kuning pucat
dan berangsur menjadi putih dan akhirnya rontok. Perubahan kondisi lingkungan
yang mendadak seperti perubahan salinitas, suhu air dan intensitas cahaya
merupakan faktor utama yang memicu penyakit ice-ice. Pada rumput laut yang
terserang ice-ice dapat diisolasi bakteri Pseudoalteromonas gracilis,
Pseudomonas spp., dan Vibrio spp. Mengingat penyakit tersebut sangat merugikan,
sehingga perlu dilakukan upaya-upaya agar penyakit ice-ice dapat segera
diatasi. Salah satunya adalah dengan penerapan Standar Operating Procedure
(SOP) secara benar dan konsisten dalam kegiatan budidaya rumput laut. SOP ini
meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu penentuan lokasi budidayayang cocok,
pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas, dan penggunaan teknologi budidaya
yang sesuai dengan kondisi lokasi budidaya. Dengan penerapan SOP ini diharapkan
tingkat kerugian ekonomi akibat penyakit ice-ice dapat diminimalkan.
Penulis: Limin Santoso dan
Yudha Tri Nugraha
Kode Jurnal: jpperikanandd080042