KARKAS KELINCI YANG DIPELIHARA PADA TINGKAT HUNIAN BERBEDA DAN DIBERI RANSUM DENGAN IMBANGAN ENERGI SERTA PROTEIN BERBEDA
Abstrak: Penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui karkas kelinci yang dipelihara pada tingkat hunian
dan pemberian ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda telah dilakukan
selama 10 minggu. Kelinci yang digunakan adalah kelinci jantan lokal lepas
sapih umur 5 minggu sebanyak 36 ekor dengan berat 391,31 ± 41,86 g. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 2 dengan tiga ulangan.
Faktor pertama adalah tingkat hunian (L) yang terdiri atas tingkat hunian 1
ekor/0,35 m2 (L1), 2 ekor/0,35 m2 (L2) dan 3 ekor/0,35 m2 (L3). Faktor kedua adalah imbangan energi protein
ransum (R) yang terdiri atas imbangan energi dan protein 147 dengan energi termetabolis
2500 kkal/kg dan CP 16% (R1) dan imbangan energi dan protein 151 dengan energi
termetabolis 2800 kkal/kg dan CP 17,5% (R2). Variabel yang diamati adalah
karkas (berat karkas, kaki depan, kaki belakang, pinggang+punggung, dada+leher,
daging, lemak dan tulang), non karkas (paru-paru, jantung, hati, sekum+kolon
dan kulit+bulu) dan iklim mikro (kelembban udara, temperatur udara, temperatur
humidity indek dan intensitas radiasi matahari). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terjadi interaksi yang nyata (P<0,05) antara perlakuan tingkat hunian
dengan imbangan energi dan protein terhadap variabel berat tulang, paru-paru,
jantung, hati serta sekum+kolon. Kelinci yang dipelihara pada tingkat hunian L1
menghasilkan berat karkas, kaki depan, kaki belakang, daging dan lemak lebih
rendah (P<0,05) daripada L2 dan L3. Kelinci yang diberi ransum R1
menghasilkan berat karkas, kaki depan, dada+leher, pinggang+punggung dan berat
daging lebih tinggi (P<0,05) daripada R2. Perlakuan tingkat hunian serta
imbangan energi dan protein berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap iklim mikro kandang.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa karkas
kelinci jantan lokal dengan tingkat hunian 2 ekor/0,35 m2 (L2) lebih baik
dibandingkan dengan tingkat hunian 3 ekor/0,35 m2(L3) dan 1 ekor/0,35 m2 (L1).
Karkas kelinci jantan lokal yang diberi ransum dengan imbangan energi dan
protein 147 (R1) lebih baik daripada perlakuan ransum dengan imbangan energi
dan protein 151 (R2). Tidak terjadi perbedaan iklim mikro pada perlakuan
tingkat hunian dan ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda.
Penulis: Saputra E.D, Nuriyasa
IM., Ardika I.N
Kode Jurnal: jppeternakandd150310