Karakter Jamur Ceratocystis sp. Penyebab Penyakit Busuk Batang pada Acacia decurrens dan Status Penyakitnya di Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta

Abstract: Acacia decurrens merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh mendominasi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Sekitar 80% tegakan A. decurrens di kawasan tersebut menunjukkan gejala busuk batang akibat infeksi jamur Ceratocystis sp. yang umumnya dipicu oleh luka gerekan kumbang dari kelompok ambrosia. Penelitian bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan karakter morfologi jamur Ceratocystis sp., serta kemampuannya beradaptasi pada beberapa jenis tanaman hutan, (2) mengevaluasi status penyakit busuk batang oleh jamur Ceratocystis sp. Karakter morfologi dan kemampuan adaptasinya pada inang akasia, melina, jabon, sengon, dan jati dilakukan di Laboratorium Perlindungan dan Kesehatan Hutan, Fakultas Kehutanan UGM. Survei untuk evaluasi status penyakit busuk batang dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2014 di demplot restorasi pasca erupsi Merapi (luas 8,4 ha), dengan intensitas sampling 8%. Berdasarkan karakter morfologi, terdapat 2 isolat jamur Ceratocystis sp. yaitu asal lembah (L) dan dari bukit (B) dengan warna koloni krem, luas koloni 20-22 cm2 pada umur 14 hari, membentuk konidia menyerupai tong, dan silindris. Sifat lainnya yaitu memiliki kemampuan yang sama untuk tumbuh, mengkolonisasi, dan menginfeksi inang akasia, sengon, jabon, dan melina, tetapi tidak mampu tumbuh pada inang jati. Berdasarkan luas serangan, status penyakit busuk batang berkisar antara sangat umum sampai menyebar luas (luas serangan = 54-100%), dengan tingkat keparahan bekisar antara ringan sampai parah (intensitas penyakit = 15-67%).
Kata kunci: Ceratocystis sp., Acacia decurrens, luas serangan, intensitas penyakit, Taman Nasional Gunung Merapi
Penulis: Sri Rahayu, Handojo Hadi Nurjanto, Rahman Gilang Pratama
Kode Jurnal: jpkehutanandd150198

Artikel Terkait :