EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui : (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran interaktif
setting kooperatif dengan
pembelajaran langsung, pada pokok
bahasan trigonometri. (2) Apakah
terdapat perbedaan antara
gaya belajar siswa
kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar
siswa pada pokok bahasan trigonometri .(3) Apakah terdapat interaksi antara
metode pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan trigonometri. Penelitian ini merupakan metode eksperimen semu.
Populasi adalah siswa kelas X SMA N 5
Madiun Tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X 5 dan X 6
yang dilakukan dengan cluster
random sampling. Teknik pengambilan
data adalah dokumen
untuk data prestasi
mid semester X sebelum
eksperimen dan tes
untuk data prestasi
belajar siswa pada
pokok bahasan trigonometri.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan
sel tak sama. Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan metode
Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas
dan metode Bartlett
untuk uji homogenitas.
Berdasar hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan prestasi belajar matematika
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan metode PISK
dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran langsung. Pembelajaran
menggunakan metode PISK menghasilkan prestasi
belajar matematika yang
lebih baik jika
dibandingkan dengan metode pembelajaran langsung. (Fobs =18.815
> 4.00687 = Ftab pada taraf siginifikansi 5% dan rataan marginalnya 7.00
> 6.5991). (2) Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan gaya
belajar visual, auditorial, dan
kinestik pada pokok
bahasan trigonometri. (Fobs
=109,254 > 4.00687
= Ftab pada taraf
siginifikansi 5%). Dari
hasil tersebut dilakukan
uji pasca anava
yang menghasilkan (a) Siswa yang memiliki gaya belajar visual mempunyai
prestasi belajar lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang
memiliki gaya belajar
auditorial (p-value <
0.05). (b) Siswa yang
memiliki gaya belajar
auditorial mempunyai prestasi
belajar lebih baik
dibangdingkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestik (p-value <
0.05). (3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran PSIK
dengan pembelajaran langsung
terhadap prestasi belajar
matematika siswa (Fobs = 1,421
< 3,15593 = Ftab pada taraf siginifikansi 5%), sehingga tidak perlu
dilakukan uji pasca anava.
Penulis: Ervina Maret
Sulistiyaningrum
Kode Jurnal: jpmatematikadd120066