PENGARUH JUMLAH PENGGILINGAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GENTENG TERHADAP KARAKTERISTIK GENTENG KERAMIK DARMASABA

Abstrak: Hasil  penelitian  yang  dilakukan  terhadap  pengujian  genteng  keramik Pejaten  standar  dan  genteng  keramik  Pejaten  dengan  pozzolan  alam  batu  apung, yang  mengacu  pada  Peraturan  Genteng  Keramik  Indoncesia,  NI-19,  memperlihat-kan bahwa tidak ada satu komposisipun dari genteng tersebut yang tahan terhadap perembesan air. Pada proses pembuatannya bahan pembuat genteng tersebut hanya melalui  satu  kali  proses  penggilingan.  Dilihat  dari  beberapa  industri  genteng  di Daerah Darmasaba Kabupaten Badung, terdapat perbedaan fisik pada genteng yang melalui  proses  dua  kali  penggilingan  dengan  genteng  standar  yang  hanya  melalui satu kali proses penggilingan. Genteng dengan dua kali proses penggilingan memi-liki suara yang lebih nyaring, lebih halus dan sedikit terdapat retak-retak pada per-mukaannya.  Maka  dalam  usaha  meningkatkan  kekuatan  genteng  keramik  dicoba salah satu alternatif pembuatan genteng dengan dua kali penggilingan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah penggilingan tanah liat sebagai bahan pembuat genteng terhadap karakteristik genteng keramik Darmasaba yaitu  susut  kering,  susut  bakar,  beban  lentur,  perembesan  air  dan  daya  serap  air. Untuk  membuat  genteng  keramik  ini  digunakan  perbandingan  volume  tanah  liat dan  serbuk  paras  1:0,15  dan  air  sesuai  dengan  komposisi  genteng  standar  Darma-saba.  Dalam  hal  ini  yang  dibedakan  adalah  pada  proses  penggilingannya,  yaitu penggilingan  satu  kali  dan  penggilingan  dua  kali,  sedangkan  parameter  yang  lain dibuat sama.
Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  genteng  dengan  satu  kali  penggilingan mempunyai  daya  serap  air rata-rata  24,80%,  penurunan  air rata-rata selama  3 jam 8,6 mm dan dinyatakan tidak tahan terhadap perembesan air. Beban lentur rata-rata genteng utuh dan bagian datar adalah 86 kg dan 26 kg. Susut kering total rata-rata dan susut bakar yaitu 7,2% dan 2,2% kearah panjang, 6,7% dan 2,1% kearah lebar. Serta % kelengkungan sebesar 6,35 cm. Sedangkan untuk genteng dengan dua kali penggilingan  mempunyai  daya  serap  air  rata-rata  22,25%,  penurunan  air  rata-rata selama 3 jam 8,1 mm dan dinyatakan tahan terhadap perembesan air. Beban lentur rata-rata genteng utuh dan bagian datar adalah 89 kg dan 28 kg. Susut kering total rata-rata  dan  susut  bakar  yaitu  6,9%  dan  1,9%  kearah  panjang,  6,3%  dan  1,8% kearah lebar. Serta % kelengkungan sebesar 6,11cm. Tingkat mutu yang diperoleh untuk  genteng  dengan  dua  kali  penggilingan  termasuk  dalam  tingkat  mutu  IV. Sedangkan  genteng  dengan  satu  kali  penggilingan  tidak  dapat  digolongkan  ke dalam tingkat mutu karena tidak tahan terhadap perembesan air.  
Kata kunci: genteng keramik Darmasaba, serbuk paras, penggilingan, karakteristik genteng
Penulis: I Putu Ari Sanjaya
Kode Jurnal: jptsipildd090076

Artikel Terkait :